Kenapa Harga Coklat Mahal
Sejumlah Alasan Kenapa Harga Rumah Mahal
Mengapa harga rumah di Indonesia dari waktu ke waktu semakin meningkat? Tidak dipungkiri kalau kenaikan inflasi memang ikut mendongkrak kenaikan harga properti.
Bagi yang belum tahu, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Badan Pusat Statistik pernah melansir data kalau laju pertumbuhan penduduk di Indonesia mencapai 1,17% pada 2022.
Hal ini berdampak pada kenaikan jumlah penduduk, tentunya juga berimbas pada permintaan pada jumlah hunian yang dibutuhkan.
Presiden Joko Widodo mengeluarkan Program Sejuta Rumah untuk mengatasi pasokan rumah yang masih kurang selama ini.
Saat pasokan memang masih kurang tentunya hal ini ikut berkontribusi terhadap kenaikan harga rumah. Ingat hukum supply and demand (permintaan dan pasokan).
Logam mulia yang sangat langka
Dibandingkan dengan jenis logam lainnya, emas merupakan jenis logam yang sangat langka. Para penambang harus menggali hingga ke perut bumi untuk menemukan logam mulia ini.
Selain itu, pertambangan emas juga belum terlalu banyak. Diketahui, hanya 45 negara yang mempunyai tambang emas dan salah satunya adalah Indonesia.Biaya yang dikeluarkan untuk mengolah emas juga tidak sedikit. Maka dari itu, masuk akal apabila ketersediaan emas batangan murni masih terbatas dan harganya sangat mahal.
Biaya tenaga kerja
Menanam kopi yang berkualitas membutuhkan banyak kerja keras. Bahkan yang terjadi di lapangan, penanaman, pemupukan, penyiangan, dan pemanenan biji kopi yang dilakukan secara manual melibatkan cukup banyak tenaga kerja.
Yang lebih rumit lagi, biji kopi umumnya matang pada tingkat yang berbeda sehingga akan memerlukan pemanenan yang cukup selektif. Maka dari itu, cara ini akhirnya menyebabkan peningkatan biaya tenaga kerja bagi pemiilik kebun.
Selain itu, sebagian besar perkebunan kopi terdapat di daerah tropis yang termasuk dalam wilayah berkembang sehingga perekonomiannya kurang stabil, lho. Negara penghasil kopi terbesar di Asia Tenggara salah satunya adalah Indonesia.
Petani kopi maupun koperasi di negara-negara ini acap menanggung sebagian besar biaya kopi, termasuk tenaga kerja. Bahkan faktanya, kebanyakan pemilik kebun hanya menerima sedikit subsidi pemerintah yang menyebabkan biaya bisnis meningkat.
Rantai pasokan kopi juga sangat panjang sebelum menjadi segelas americano atau latte, lho. Rantai ini membentang dari perkebunan kopi di Afrika, Asia, Amerika Tengah maupun Selatan hingga sampai ke toko kelontong atau kedai kopi di sekitar kita.
Setelah dipanen, biji kopi melewati beberapa proses yang tak mudah, termasuk pencucian, pengeringan, pemilihan kualitas, pengemasan, dan pengiriman. Sebagian besar konsumen berada di negara-negara Barat, sehingga biaya logistik bisa sangat tinggi.
Terlebih, biji kopi dikirim melalui beberapa persayatan. Paket yang dikirim harus mematuhi aturan dan tarif yang disesuaikan dengan aturan perdagangan internasional. Pada akhirnya, faktor-faktor inilah yang menaikkan harga rata-rata di kedai kopi.
Baca Juga: 10 Jenis Kopi yang Sering Dijumpai di Coffee Shop Indonesia
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Meski subur di wilayah tropis, tetapi proses pemanenan kopi rentan terhadap perubahan iklim. Bahkan perubahan pola curah hujan, peningkatan suhu, hama serta penyakit dapat memengaruhi kualitas hasil panen.
Tentunya, perubahan iklim tersebut bisa menyebabkan kelangkaan yang akan berdampak pada kenaikan harga rata-rata biji kopi di pasar global, nih. Sebab, pemilik kebun akhirnya akan mengeluarkan lebih banyak biaya bisni.
Peningkatan biaya bisnis ini dilakukan oleh pemilik kebun untuk memastikan hasil panen bagus sehingga menghasilkan biji kopi dengan kualitas yang lebih baik. Itulah sebabnya, petani secara terpaksa akan menaikkan harga jual karena situasi ini.
Kenaikan Harga Tanah
Mengapa properti mahal? Hal ini tidak terlepas dari harga tanah yang melambung tinggi ketika sudah menjadi kawasan residensial atau komersial.
Saat lahan belum menjadi perumahan, biasanya harga tanah memang masih terjangkau. Setelah ada pembangunan dan pengembangan, harga lahan pun naik.
Kebijakan pemerintah
Dilansir dari Nodes Studio, kebijakan pemerintah juga menjadi faktor yang mempengaruhi harga tanah. Kebijakan pemerintah seperti pembatasan jumlah lahan yang dapat dijual kepada orang asing, serta pajak dan biaya lainnya yang terkait dengan kepemilikan tanah juga akan mempengaruhi harga tanah.
Besaran pajak bumi dan bangunan (PBB) dan nilai jual objek pajak (NJOP) adalah dua istilah yang bisa kamu pelajari terkait hal ini. Nilai PBB dan NJOP tanah akan terkait erat dengan lokasi lahan itu berada.
Baca Juga: Mahfud Janji Buat Peradilan Khusus Agraria Bereskan Konflik Tanah
Memiliki ketahanan yang luar biasa
Jenis logam lainnya seperti perak dan tembaga akan mengalami korosi dan karat. Maka, seiring berjalannya waktu harga jenis logam tersebut akan mengalami penurunan.
Berbeda dari logam lainnya, emas tidak akan mengalami penurunan kualitas walaupun disimpan bertahun-tahun. Tak heran apabila banyak orang yang menyimpan emas sebagai salah satu harta berharga yang tak lekang dimakan waktu.
Permintaan properti melonjak
Pertumbuhan penduduk di kota Jakarta menjadi alasan selanjutnya permintaan properti naik. Pertumbuhan ekonomi di Jakarta memang tidak perlu diragukan dibandingkan dengan kota di Indonesia lainnya.
Berbagai jenis properti rumah di Jakarta meningkat tiap tahunnya karena permintaan yang tinggi. Mulai dari rumah subsidi dan rumah komersial. Masyarakat juga tidak perlu khawatir untuk membeli tanah di kota padat penduduk seperti Jakarta, karena mempunyai legalitas yang terjamin aman.
Peningkatan kualitas
Sudahkah kalian mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk membangun perkebunan kopi? Bercocok tanam kopi bukanlah hal yang main-main karena ini membutuhkan investasi finansial dan temporal yang signifikan.
Sebagai permulaan, petani kopi harus membeli pupuk dan pestisida yang sesuai. Selain itu, mereka juga harus melatih tenaga kerja mereka soal penanaman, pemupukan, penyiangan, hingga pemanenan biji kopi yang selektif.
Tak hanya itu saja, petani juga harus menunggu lebih dari setahun untuk memanen biji kopi. Mereka juga harus mengetahui ketinggian tempat tumbuh, komposisi tanah, dan varietas kopi yang ditanam untuk menghasilkan yang berkualitas.
Tanah Jakarta dikuasai pengembang
Penyebab harga tanah mahal di Jakarta berikutnya adalah terkait faktor penguasa tanah. Biasanya penguasa tanah di Jakarta merupakan developer dan investor.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Developer adalah pihak membeli tanah untuk kembali diolah dan dibangun menjadi pemukiman. Sedangkan investor adalah pihak yang mendanai pembelian tanah dan menerima keuntungan berkali-kali lipat setelah membeli tanah.
Dengan semakin banyaknya developer dan investor yang 'menguasai', harga tanah di Jakarta akan semakin mahal dan fantastis untuk dibeli.
Baca Juga: Tren Properti Sumsel Tumbuh 20 Persen, Bangkit Mulai Pemilu 2024
Lokasi Jakarta strategis ditunjang infrastruktur
Dilansir situs resmi Sinarmas Land, lokasi tanah Jakarta yang strategis karena pembangunan infrastruktur yang sedang berkembang pesat. Bahkan, Jakarta merupakan pusat berbisnis.
Jakarta juga telah menyediakan fasilitas umum yang dapat memudahkan kehidupan warga yang menempatinya. Akses yang mudah terhadap berbagai fasilitas dan infrastruktur itu menjadi alasan mengapa harga tanah di Jakarta menjadi mahal dan terus meningkat tiap tahunnya.