Rapat Anggota Dprd Akan Diikuti Ketua
Anggota DPRD Ngamuk saat Rapat
Kamis, 8 September 2022
Liputan6.com, Jakarta Ketua Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meminta maaf atas tindakan tidak terpuji Cinta Mega, anggota Fraksi PDIP yang diduga main game slot saat rapat paripurna. Kata Gembong, aksi tidak terpuji yang dilakukan Cinta Mega akan jadi pelajaran bagi anggota Fraksi PDIP lainnya.
"Atas kejadian itu tentunya saya sebagai Ketua Fraksi, dari lubuk hati kami yang paling dalam saya mohon maaf atas kejadian itu," kata Gembong di gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (21/7/2023).
"Mudah-mudahan ini adalah kejadian pertama dan terakhir dan pembelajaran juga bagi kami seluruh anggota Fraksi PDIP. Mudah-mudahan hal seperti itu di kemudian hari tidak terjadi lagi," sambung dia.
Gembong menyadari kelalaian yang dilakukan oleh Cinta Mega telah menimbulkan kegaduhan dan polemik yang tidak elok di masyarakat. Oleh sebab itu, dia menerima kritik sebagai konsekuensi yang mesti ditanggung karena menjadi pejabat publik.
"Untuk itu, sebagai pertanggungjawaban kami, sekali lagi saya menyampaikan permohonan maaf atas nama Ketua Fraksi dan seluruh anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta. Mohon maaf kepada publik Jakarta atas kejadian itu," ucap Gembong.
Gembong menyampaikan Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta sudah melakukan rapat internal dalam rangka menyikapi persoalan viralnya aksi Cinta Mega yang main game slot saat rapat paripurna.
Hasil, Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta memberikan sanksi dan peringatan keras kepada Cinta Mega. Pasalnya, tindakan Cinta Mega dinilai tidak pantas dilakukan dalam ruang rapat paripurna.
"Yang kedua, atas kejadian itu maka saya sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, akan melaporkan hasil tindakan yang kami dapatkan hari ini kepada DPD partai. Untuk selanjutnya kami serahkan kepada DPD partai," ungkap Gembong.
"Ketiga, kaitan dengan pelanggaran yang bersangkutan kami serahkan sepenuhnya kepada alat kelengkapan dewan yaitu Badan Kehormatan DPRD," lanjut dia.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP Cinta Mega tengah menjadi soratan. Dia diduga bermain game slot saat rapat paripurna. Kini namanya pun tengah dicari warganet di media sosial. Sayangnya, nama akunnya hilang dari kolom pencarian instagram.
TRIBUNJABAR.ID, KONAWE - Anggota DPRD Kabupaten Konawe dikabarkan menggelar rapat di tempat dugem D'Liquid, di Hotel Claro, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Rapat membahas kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara tahun anggaran 2023.
Rapat digelar selama 3 hari sejak 28 Juli 2022 lalu.
Rapat ini jadi sorotan masyarakat karena video Pimpinan dan Anggota DPRD Konawe Sulawesi Tenggara itu rapat di sebuah tempat hiburan malam alias tempat dugem.
Rapat bukan di tempat seperti biasa di gedung dewan atau gedung pertemuan pada umumnya.
DPRD Konawe malah kabarnya menggelar rapat di tempat dugem yakni D'Liquid Hotel Claro di Kota Kendari.
Rapat DPRD Konawe di tempat hiburan malam ini, mengundang kritik dari dari aktivis LSM dan warga Konawe.
Selain menyayangkan lokasi rapat, warga juga menilai ada pemborosan anggaran.
Penjelasan Pihak Hotel
Marketing Communication Hotel Clario Kendari, Bigas Paul mengatakan sebenarnya itu bukan permintaan pihaknya.
"Jadi tempat yang digunakan rapat itu multifungsi. Pagi bisa dipakai untuk rapat. Malamnya beroperasional dipakai seperti biasa," ujar Bigas dikutip dari tayangan Kompas.TV.
DPRD Konawe menjelaskan soal pemilihan tempat rapat pembahasan Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2023.
Ini menyusul polemik lokasi rapat di D'Liquid Hotel Claro Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Juju Hartati, seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Garut mengamuk saat membahas rancangan peraturan daerah. Sang ibu dewan ngadat lantaran merasa tidak dihargai oleh Ketua DPRD Garut Euis Ida.
Insiden tersebut menjadi perbincangan di Garut usai videonya tersebar via media sosial. Seperti dilihat detikJabar, dalam video tersebut, Juju terlihat sedang berteriak dan marah-marah. Dia menggebrak meja dan membanting barang di sekitarnya.
Berdasarkan hasil penelusuran, insiden tersebut berlangsung pada Senin (25/7/2022) lalu di salah satu ruangan rapat di kantor DPRD Garut. Saat kejadian itu berlangsung, Juju diketahui tengah menyampaikan hasil kinerjanya dalam proses rencana pembuatan beberapa Peraturan Daerah (Perda) baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat diwawancarai wartawan, Juju mengatakan kejadian tersebut terjadi saat dia yang memiliki kapasitas sebagai Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) menyampaikan hasil kerjanya ke Ketua DPRD. Saat itu, Euis telah selesai melaksanakan rapat membahas Banggar bersama anggota dewan yang lain.
Menurut Juju, ada tiga Raperda yang disampaikan saat itu. Pertama, mengenai Raperda Pesantren, kedua soal Pelestarian Domba Garut serta Raperda Penamaan Jalan. Aksi ngamuk Juju terjadi saat dia menyampaikan Raperda Pelestarian Domba Garut.
"Kenapa saya marah, karena diabaikan. Tidak sopan dan tidak bisa menghargai," kata Juju.
Menurut Juju, saat kejadian itu, Euis Ida mengatakan jika Raperda terkait Pelestarian Domba Garut tidak penting untuk dibahas. Selain itu, DPRD Garut juga disebut Euis, kata Juju tidak memiliki anggaran untuk merealisasikannya.
"Padahal itu adalah aspirasi rakyat. Lagi pula, anggarannya sudah ada," katanya.
Juju saat itu mengamuk lantaran tidak terima dengan respons yang ditunjukkan Euis. Suasana yang tadinya ramai di ruangan tersebut berubah menjadi mencekam. Anggota Komisi 2 DPRD Garut itu kemudian ditenangkan oleh sejumlah orang yang ada di sana. Kemudian, Juju dibawa ke luar ruangan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Garut Euis Ida menampik jika dirinya menolak usulan rancangan peraturan daerah terkait pelestarian domba Garut. Buktinya, kata Euis, pihaknya sudah mengajukan penulisan naskah akademik terkait Raperda tersebut ke Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STH) Garut.
Euis menyebut, Juju marah-marah tidak jelas. Dia juga menyebut jika aksi tersebut sangat memalukan DPRD Garut, khususnya bagi Euis sebagai Ketua DPRD Garut.
"Itu kan Ibu Juju marah-marah sendiri aja, tidak ada acara dengan Perda. Itu yang viral narasinya itu dibuat-buat saja. Itu sangat memalukan untuk DPR apalagi untuk saya selaku Ketua DPRD," katanya.
TRIBUNJABAR.ID, KONAWE - Anggota DPRD Kabupaten Konawe dikabarkan menggelar rapat di tempat dugem D'Liquid, di Hotel Claro, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Rapat membahas kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara tahun anggaran 2023.
Rapat digelar selama 3 hari sejak 28 Juli 2022 lalu.
Rapat ini jadi sorotan masyarakat karena video Pimpinan dan Anggota DPRD Konawe Sulawesi Tenggara itu rapat di sebuah tempat hiburan malam alias tempat dugem.
Rapat bukan di tempat seperti biasa di gedung dewan atau gedung pertemuan pada umumnya.
DPRD Konawe malah kabarnya menggelar rapat di tempat dugem yakni D'Liquid Hotel Claro di Kota Kendari.
Rapat DPRD Konawe di tempat hiburan malam ini, mengundang kritik dari dari aktivis LSM dan warga Konawe.
Selain menyayangkan lokasi rapat, warga juga menilai ada pemborosan anggaran.
Penjelasan Pihak Hotel
Marketing Communication Hotel Clario Kendari, Bigas Paul mengatakan sebenarnya itu bukan permintaan pihaknya.
"Jadi tempat yang digunakan rapat itu multifungsi. Pagi bisa dipakai untuk rapat. Malamnya beroperasional dipakai seperti biasa," ujar Bigas dikutip dari tayangan Kompas.TV.
DPRD Konawe menjelaskan soal pemilihan tempat rapat pembahasan Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2023.
Ini menyusul polemik lokasi rapat di D'Liquid Hotel Claro Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
TRIBUNJABAR.ID, KONAWE - Anggota DPRD Kabupaten Konawe dikabarkan menggelar rapat di tempat dugem D'Liquid, di Hotel Claro, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Rapat membahas kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara tahun anggaran 2023.
Rapat digelar selama 3 hari sejak 28 Juli 2022 lalu.
Rapat ini jadi sorotan masyarakat karena video Pimpinan dan Anggota DPRD Konawe Sulawesi Tenggara itu rapat di sebuah tempat hiburan malam alias tempat dugem.
Rapat bukan di tempat seperti biasa di gedung dewan atau gedung pertemuan pada umumnya.
DPRD Konawe malah kabarnya menggelar rapat di tempat dugem yakni D'Liquid Hotel Claro di Kota Kendari.
Rapat DPRD Konawe di tempat hiburan malam ini, mengundang kritik dari dari aktivis LSM dan warga Konawe.
Selain menyayangkan lokasi rapat, warga juga menilai ada pemborosan anggaran.
Penjelasan Pihak Hotel
Marketing Communication Hotel Clario Kendari, Bigas Paul mengatakan sebenarnya itu bukan permintaan pihaknya.
"Jadi tempat yang digunakan rapat itu multifungsi. Pagi bisa dipakai untuk rapat. Malamnya beroperasional dipakai seperti biasa," ujar Bigas dikutip dari tayangan Kompas.TV.
DPRD Konawe menjelaskan soal pemilihan tempat rapat pembahasan Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2023.
Ini menyusul polemik lokasi rapat di D'Liquid Hotel Claro Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Wakil Ketua I DPRD Konawe, Kadek Rai Sudiani mengatakan pemilihan tempat rapat pembahasan dilakukan oleh Sekretariat DPRD Konawe.
"Kami tidak pernah memilih tempat itu. Sekretariat DPRD yang urus masalah tempat rapat," kata Kadek Rai kepada TribunnewsSultra.com, Sabtu (30/7/2022).
Ia menambahkan, menurut Sekretariat DPRD Konawe, ballroom hotel tersebut saat hari pembukaan rapat penuh (full).
Sehingga, kata dia, pihak Hotel Claro Kendari mengatur ruangan D'Liquid menjadi tempat untuk acara pembukaan rapat pembahasan KUA-PPAS 2023.
"Namun, pembahasan selanjutnya dilaksanakan di Ballroom Phinisi sampai selesai," ujar Wakil Ketua I DPRD Konawe.
Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini menjelaskan, ada beberapa pertimbangan pemilihan tempat rapat di Hotel Claro Kendari.
Kata dia, pertama, soal jarak rumah peserta, tamu dan lokasi rapat dipilih alternatif Hotel Claro Kendari untuk memudahkan mengikuti rapat.
Selain itu, waktu rapat pembahasan yang cukup panjang juga menjadi pertimbangan pemilihan tempat tersebut.
"Kita rapat pembahasan itu sampai Subuh. Kalau di Unaaha digelar rapat, bagaimana peserta yang tinggal atau rumahnya jauh, ini juga menjadi pertimbangan kita," tambahnya.
Kadek Rai menuturkan, pemilihan tempat rapat di Kendari juga adalah hal yang biasa dan kerap dilakukan kabupaten lainnya.
Ia juga membantah adanya tudingan pemborosan anggaran terkait pelaksanaan rapat tersebut di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pasalnya, DPRD Konawe hanya menanggung ruangan rapat pembahasan, sedangkan biaya kamar tamu dan peserta rapat ditanggung masing-masing.
"Jadi sama sekali tidak ada pemborosan anggaran," pungkasnya.
Sumber: Kompas.TV/Tribun Sultra
Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Penjelasan DPRD Konawe Soal Pilihan Tempat Rapat Bahas KUA-PPAS 2023 di D'Liquid Hotel Claro Kendari
Humbang Hasundutan, Sumatera Uatra - Rapat badan anggaran (Banggar) DPRD Humbang Hasundutan (Humbahas) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dalam rangka pembahasan rancangan perubahan kebijakan umum anggaran plafon perhitungan anggaran sementara (KUA-PPAS) Perubahan APBD Tahun 2021, Senin, (20/9) diwarnai kericuhan. Peserta rapat menyiramkan air dalam gelas ke wajah Ketua DPRD Ramses Lumban Gaol yang dinilai mengabaikan pendapat.
Ketegangan berawal saat pimpinan rapat dinilai tidak mengakomodasi pendapat dari anggota banggar. Sejumlah peserta mempertanyakan regulasi dasar pembahasan rancangan perubahan KUA-PPAS P.APBD 2021 tersebut. Ini memicu argumen yang alot antara anggota banggar dan pimpinan rapat.
Namun, pimpinan rapat tetap membuat keputusan untuk dibawa ke paripurna.
Salah satu anggota DPRD, Guntur Simamora, meminta pimpinan rapat untuk mencabut keputusan tersebut, tetapi pimpinan rapat mengabaikan permintaan itu hingga terjadi adu mulut.
Kemudian anggota banggar lainnya, Bantu Tambunan naik pitam dan mendatangi meja pimpinan rapat seraya meminta putusan dicabut.
Merasa tidak dihiraukan, Bantu langsung menyiramkan sisa air minum ke wajah pimpinan rapat, Ramses Lumban Gaol.
“Cabut, cepat cabut, kenapa kau putuskan, cepat cabut, kami tidak setuju!” kata Bantu dengan nada tinggi seraya menyiram sisa air minum ke wajah Ramses. Beruntung beberapa anggota DPRD menahannya.
Halaman Selanjutnya :
Usai rapat yang menegangkan itu, Ramses Lumban Gaol kepada wartawan mengaku menyesalkan oknum peserta rapat.